sumber:google.com
Mencekam,
itulah kata pertama yang terlintas jika mendengar kata Gaza, Palestina. Tak
terbayangkan bagaimana warga di sana bisa bertahan hidup dengan kondisi yang
serba kekurangan, setiap hari teror menghantui warga, juga dengan akses hidup
yang terbatas. Hanya Allah yang memberikan kekuatan kepada warga Palestina
untuk tetap berjuang membela tanah air tercintanya. Tanah Palestina adalah
warisan para Nabi yang tetap harus dipertahankan oleh seluruh muslim di dunia.
Perjuangan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, bahkan anak-anak juga ikut
berjuang di sana. Dengan jiwa raga yang penuh keimanan, dengan dada yang
dipenuhi dengan Al-Qur’an mereka ikut berjuang membela tanah airnya walaupun
fisik mereka masih sangat belia. Hanya kekuatan Allah yang membuat mereka
berani melawan penjajah laknatullah.
Abdullah
adalah salah seorang pejuang cilik Palestina. Ia merasa sangat beruntung
dilahirkan di tanah para nabi. Abdullah tinggal bersama ibu, kakak laki-lakinya
dan adiknya. Ia selalu bermimpi bisa bertemu ayahnya yang kini sudah tiada
karena kekejaman tentara Yahudi laknatullah. Ayahnya syahid saat melawan
tentara Yahudi di komplek masjid Al-Aqsho. Hal yang sangat menyedihkan bagi
keluarga Abdullah adalah saat kehilangan sosok ayah tercintanya, namun hal ini
justru membuatnya semakin bersemangat untuk meneruskan perjuangan ayahandanya
membela tanah air walaupun harus menebusnya dengan syahid. Karena yakin ayahnya
telah berada di syurga-Nya ia bisa tersenyum melepas kepergian ayahnya.
Mungkin
para penjajah itu bisa menggunakan senjata yang paling mutakhir untuk setiap
hari meneror Palestina, tapi anak-anak Palestina hanya melawan mereka dengan
batu kerikil dan itupun sudah cukup membuat tentara-tentara Yahudi ketakutan.
Al-Qur’an tak pernah lepas dari lisan anak-anak luar biasa ini. Bahkan ketika
tubuh mereka terluka karena terkena tembakan atau bom, yang terucap hanya
ayat-ayat Al-Qur’an dari bibir-bibir mungil mereka.
Sebelumnya
Abdullah juga bersekolah seperti anak-anak lainnya. Tapi kini hanya tinggal
kenangan. Tempatnya bersekolah saat ini hanya tersisa puing-puingnya saja, tak
ada lagi ruang kelas yang dulu digunakan untuk belajar, tak ada lagi buku-buku
pelajaran, tempat bermain, semua telah hancur. Karena sudah tidak bisa
bersekolah lagi setiap waktunya Abdullah habiskan bersama Al-Qur’an. Muroja’ah
adalah aktifitas yang sering sekali dilakukan Abdullah bersama teman-temannya. Kakak
Abdullah juga penghapal Qur’an dan pejuang seperti ayahnya. Suatu hari kakaknya
ditangkap tentara Yahudi dan mendekam di penjara Israel. Alhamdulillah setelah
beberapa tahun pergi kakaknya bisa kembali ke rumah karena ada perjanjian
dengan Yahudi untuk melepaskan sebagian tawanan, kakak Abdullah termasuk yang
beruntung bisa kembali berada di tengah-tengah keluarga, karena tidak semua
orang bisa kembali bersama keluarganya.
Bagi
warga Palestina teror bom yang setiap hari terjadi adalah suatu hal yang biasa
saja, tak ada rasa takut bagi mereka ketika mendengar dentuman bom di
sekitarnya. Itu hal yang biasa karena sudah hampir setiap hari mereka
mendengarnya. Kehilangan anggota tubuh bagi orang Palestina juga adalah sebuah
kehormatan, bukan aib atau cacat. Mereka tak malu ketika harus kehilangan
sebagian anggota tubuhnya disebabkan terkena bom yang sewaktu-waktu mengintai
mereka. Justru mereka merasa bangga ketika bagian tubuhnya lepas karena yakin
bahwa anggota tubuhnya yang hilang sudah lebih dulu ada di syurga. Palestina
sendiri sudah merasakan blokade ini puluhan tahun. Terbatasnya listrik, pasokan
pangan,dll membuat mereka terbiasa hidup sangat sederhana.
Seorang
anak perempuan yang tengah berada di jalan bertemu dengan tentara israel dengan
pakaian dan senjata yang lengkap. Dengan beraninya gadis itu menghampiri sang
tentara, tanpa takut ia menumpahkan amarahnya serta memukul sang tentara dengan
tangan mungilnya. Ia tak takut akan kehilangan nyawanya ataupun ditangkap
tentara Yahudi dengan kejadian ini karena sudah sangat memuncak kemarahannya
atas semua ketidakadilan ini. Ketidakadilan yang sudah dirasakan keluarganya
serta masyarakat Palestina sejak puluhan tahun silam.
Satu
ketika pernah terjadi mati listrik di Jakarta selama seharian dan rasanya
sangat tidak nyaman. Lalu teringat akan sodara-sodara di Palestina, hal inilah
yang setiap hari terjadi pada mereka. Tak ada listrik, fasilitas, bom
sewaktu-waktu bisa saja menghancurkan rumah-rumah mereka ketika sedang
terlelap. Karena itulah para muslimah di Gaza tak pernah menanggalkan jilbabnya
sekalipun mereka tidur karena tak pernah tahu apakah masih akan hidup keesokan
harinya, dan ketika mereka tiada pun ingin tetap dalam keadaan menutup aurat.
Bisa saja esok hari bom israel menghancurkan rumah mereka. Betapa mereka
menjaga auratnya hingga saat tiada pun ingin tetap berhijab.
Selain Abdullah dan gadis
cilik pemberani tadi masih ada banyak sekali kisah perjuangan anak-anak
Palestina melawan penjajah laknatullah. Walaupun masih belia tapi anak-anak ini
punya keimanan yang luar biasa, hapalan Qur'an yang mumtaaz, keyakinan,
keberanian yang tak semua anak di dunia ini memiliknya. Ajaib, ya anak-anak ini
memang ajaib. Karena keadaan mereka jadi bersikap lebih dewasa daripada
usianya. Setiap hari mereka habiskan untuk berjuang, menghapal Al-Qur'an.
Benar-benar seluruh waktunya tak ada yang sia-sia atau diisi hal- hal yang
melalaikan. wallahu a'lam..