Minggu, 29 Maret 2020

Resume Buku



Resume Buku Psikologi Pernikahan

Muhammad Iqbal, Ph.D.




Pernikahan Dalam Perspektif Psikologi

Menikah berarti menyatukan dua orang yang berbeda menjadi satu kesatuan jiwa dan raga. Menurut Aziz (2005) dalam buku fiqih islam lengkap, kata nikah berasal dari bahasa arab, yaitu nakaha yang artinya menggabungkan, mengumpulkan atau menjodohkan. Menurut syara', nikah adalah suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang lelaki dan perempuan yang bukan mahram, 
serta menimbulkan hak dan kewajiban di antara keduanya.

Pernikahan yang gagal akan menimbulkan dampak yang besar dalam kehidupan masyarakat: pertama,berdampak pada anak-anak, antara lain kenakalan remaja, bunuh diri dan penyalahgunaan narkoba. Kedua, meningkatkan angka kemiskinan karena pertimbangan dan perencanaan ekonomi yang minim dalam rumah tangga. Ketiga, kualitas sdm yang lemah karena ketidakmampuan orang tua mengasuh dan mendidik anak. 
Pernikahan dalam perspektif psikologi adalah sebuah ikatan yang sah dalam hukum negara dan agama yang dilakukan pasangan laki-laki dan perempuan yang berbagi peran untuk menjalankan rumah tangga dalam rangka memenuhi tuntutan agama dan kebutuhan hidupnya, yakni berupa cinta, kasih sayang, ketentraman, keamanan, dan seksual agar bisa mencapai kebahagiaan. 
Manfaat mengetahui ilmu psikologi pernikahan bagi pasangan suami istri: pertama, mengetahui cara memilih pasangan yang tepat dan mengambil keputusan dalam menikah. Kedua, mengetahui cara menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam pernikahan. Ketiga, mengetahui cara mengelola konflik dan menyelesaikan masalah dalam pernikahan. Keempat, mengetahui cara berkomunikasi yang efektif dan membangun kebersamaan dalam keluarga. Kelima, mengetahui cara pengasuhan anak, serta perkembangan anak dan remaja dalam keluarga. Keenam, mengetahui cara mendidik dan membangun karakter anak dalam keluarga. Ketujuh, mengetahui psikologi kepemimpinan dalam keluarga.


Perencanaan Dalam Pernikahan dan Keluarga

Angka perceraian di Indonesia terus meningkat. Salah satu penyebabnya karena perencanaan yang lemah dalam hal pernikahan dan keluarga, mulai dari perencanaan dalam memilih pasangan, pernikahan, perekonomian keluarga, dll. Pada dasarnya inti dari perncanaan adalah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan 5 W + 1 H sehingga apa yang diinginkan dan tujuan pernikahan dapat diwujudkan dengan baik. 
Manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan dalam pernikahan dan keluarga. Pertama, untuk mencegah atau meminimalkan terjadi resiko perceraian dan konflik. Kedua, untuk mengembangkan potensi positif sehingga bisa melakukan akselerasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 
Menurut Karlinawati, pasangan yang akan menikah memerlukan persiapan untuk memasuki jenjang pernikahan. Pertama, persiapan individu yang terdiri dari persiapan mental, keilmuan, fisik, dan finansial. Kedua, persiapan pasangan bahwa pasangan suami istri perlu menyiapkan visi dan misi keluarga yang akan dibangun nanti, konsep keluarga, konsep peran, dan konsep hubungan dengan keluarga besar. 
Menurut penulis, ada beberapa hal penting yang harus direncanakan dalam pernikahan keluarga. Pertama, figur atau keluarga impian. Kedua, perencanaan dalam memilih pasangan. Dalam memilih pasangan calon pengantin harus mempersiapkan diri dengan baik, libatkan orang tua dan keluarga besar dalam proses perkenalan dan lamaran. Faktor agama , perbedaan sisoal dan busaya, serta kesamaan visi hidup perlu menjadi pertimbangan penting agar mudah beradaptasi nantinya. Ketiga, perencanaan keuangan, persoalan ekonomi dalam keluarga, menjadi variabel yang sangat penting karena kekurangan uang akan mempengaruhi kondisi psikis dan perlakuan seseorang. Keempat, perencanaan dalam karier dan pekerjan. Kelima, perencanaan dalam pendidikan anak.


Pentingkah Pendidikan Pranikah?

Dalam pernikahan ada banyak ilmu yang harus dipelajari: pertama, ilmu agama, antara lain ibadah, akhlak, fiqih pernikahan dan hukum pernikahan. Kedua, ilmu psikologi, antara lain penyesuaian diri, komunikasi, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan pengasuhan anak. Ketiga, ilmu kesehatan, antara lain kesehatan reproduksi, gizi keluarga dan kebugaran tubuh. Keempat , manajemen keuangan,  antara lain perncanaan keuangan, bisnis dan investasi. Kelima, sosial budaya, antara lain mengenal adat istiadat dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Pendidikan pranikah dapat dilkaukan secara formal maupun nonformal oleh orang tua.

Memilih Jodoh pada Era Milenial

Islam mengajarkan untuk senantiasa melihat agama sebagai indikator utama. Dalam memilih pasangan atau menantu sangat penting untuk melakukan penelusuran jejak media sosial calon pasangan atau menantu. Masalah kesehatan fisik dan psikologis menjadi penyumbang terbesar bagi terjadi perceraian dalam rumah tangga. Pemeriksaan fisik dan psikologis sebelum menikah sangat dianjurkan.


Cinta Dalam Pernikahan

Dalam ilmu psikologi, cinta merupakan bagian dari sikap emosi seseorang terhadap orang lain, yang menggambarkan rasa suka, tertarik dan senang. Menurut Goodwin cinta dipandang sebagai sesuatu yang mengikuti pernikahan, bukan sebuah persyaratan awal untuk menikah. 
Dalam teori segitiga Sternberg disebutkan bahwa cinta memiliki tiga komponen utama: pertama, gairah merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati dan merasakan sentuhan fisik, atau melakukan hubungna seksual dengan pasangan hidupnya. Kedua, keintiman merupakan elemen perasaan atau afeksi yang mendorong seseorang untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Ketiga, komitmen merupakan dorongan kognitif yang mendorong individu tetap mempertahankan hubungan cinta dengan pasangan hidup yang dicintainya. Dalam konteks pernikahan, cinta akan ideal jika dilandasi oleh lima komponen utama: pertama, keikhlasan dan ketakwaan. Kedua, ikatan pernikahan. Ketiga, komunikasi terbuka. Keempat, keintiman.  kelima, keterikatan.

Mengelola Konflik Dalam Pernikahan dan Keluarga

Konflik dalam keluarga dapat diartikan sebagai permasalahan yang timbul dari individu dalam keluarga dari hasil interaksi dalam hubungan keluarga yang berusaha saling menyingkirkan karena ada anggota keluarga yang memiliki perbedaan pandangan, sikap dan perilaku. 
Ada beberapa jenis konflik dalam keluarga : pertama, konflik antara suami istri. Biasanya terjadi akibat dari kemampuan adptasi dan komunikasi pasangan yang rendah. Kedua, konflik antar anak. Ketiga, konflik antara orang tua dan anak terjadi karen apola asuh dan pola komunikasi yang dibangun tidak sesuai dengan proses perkembangan anak dan oarang tua. Keempat, konflik dalm diri individu (internal). Kelima, konflik dengan keluarga besar. Keenam, konflik hubungan antar besan. Ketujuh, konflik antar ipar. 
Berikut ini tips mengelola konflik dalam keluarga : pertama, mengedepankan nilai-nilai spiritual agama dalam menyelesaikan konflik. Kedua, komunikasi yang suportif, yaitu sebuah gaya komunikasi yang memberikan pesan secara akurat, saling mendukung, dan meningkatkan hubungan diantara pihak yang berkomunikasi. Ketiga, kesepakatan untuk mengatasi konflik dalam keluarga. Keempat, berpikir positif. Kelima, mengutamakan kepentingan keluarga daripada kepentingan pribadi.

Penyesuaian Diri Dalam Pernikahan

Dalam kehidupan rumah tangga ada banyak hal yang harus disesuaikan, mulai dari minat, hobi, makanan, kebiasaan, budaya, bahasa, gaya hidup, dan perilaku lainnya. Kurdek dan Smith menyebutkan ada tiga tahapan yang harus dilalui pasangan suami istri dalam usaha membangun pernikahan mereka: pertama, fase pencampuran. Kedua, fase penjalilan hubungan. Ketiga, fase pemeliharaan. 
Penyesuaian diri :pertama, ketiadaan emosi yang berlebihan. Kedua, ketiadaan mekanisme psikologis. Ketiga, ketiadaan perasaan frustasi pribadi. Keempat, pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri. Kelima, kemampuan untuk belajar. Keenam, kemampuan menggunakan pengalaman masa lalu. Ketujuh, sikap realistis dan objektif. Tantangan terbedar bagi pasangan suami sitri adalah keengganan mereka untuk mau berubah dan belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. 


Tahapan dan Perkembangan Pernikahan

Dawn J. Lipthrott menyebutkan bahwa ada lima tahapan perkembangan dalam kehidupan pernikahan: pertama, cinta yang romantis. Kedua, kekecewaan atau kesedihan. Ketiga, pengetahuan dan kesadaran. Keempat, transformasi. Kelima, cinta sejati. 
Periode pernikahan terbagi menjadi 4: pertama, periode tahun awal. Kedua, periode pernikahan muda. Ketiga, periode tahun pertengahan. Keempat, periode tahun matang. Pernikahan mengalami 7 fase dan tahap perkembangan : pertama, fase pencarian. Kedua, fase pelaksanaan pernikahan. Ketiga, fase penyesuaian diri. Keempat, fase memiliki anak. Kelima, fase pengasuhan anak. Keenam, fase pembangunan ekonomi keluarga. Ketujuh, fase pensiun. 

Kepuasan Dalam Pernikahan

Kepuasan pernikahan adalah perasaan subjektif pasangan suami istri terhadap perilaku dan interaksi dala pernikahan untk memenuhi kebutuhan hidup selama pernikahan, baik kebutuhan spiritual, fisik, psikologis, ekonomi, seksual, sosial, maupun kebutuhan lainnya. Dalam menilai kepuasan pernikahan, memiliki indikator yang bisa diukur. 
Menurut Hendrick ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan. Pertama, faktor sebelum menikah. Kedua, faktor setelah menikah. 
Kriteria kepuasan dalam pernikahan menurut skolnick ada 5 kriteria dari pernikahan yagn memiliki kepuasan tinggi : pertama, adanya relasi personal yang penuh kasih sayang dan menyenangkan. Kedua, keberdamaan. Ketiga, peran orang tua yang baik. Keempat, penerimaan terhadap beragam konflik. Kelima, pribadi yang sesuai. 
Olson dan Fower menyebutkan ada 10 aspek untuk mengukur kepuasan pernikahan : pertama, aspek komunikasi. Menurut Lvner komunikasi merupakan elemen kunci dalam sebuah hubungan. Kedua, aspek aktovitas pada waktu luang. Ketiga, aspek orientasi keagamaan. Keempat, aspek resolusi konflik. Kelima, aspek pengelolaan keuangan. Keenam, aspek orientasi seksual. Ketujuh, aspek keluarga dan teman. Kedelapan, aspek anak dan pengasuhan anak. Kesembilan, aspek kepribadian. Kesepuluh, aspek keseimbangan peran. Berdasarkan pengalaman penulis kepuasan pernikahan dipengaruhi oleh : pertama, aspek religius dan spiritual. Kedua, aspek kemampuan ekonomi. Ketiga, aspek cinta dan kasih sayang. Keempat, aspek kemampuan menatasi dan mengelola konflik. Kelima, aspek hubungan seksual dan keintiman. Keenam, aspek komunikasi. Ketujuh, aspek hubungna dengan keluarga besar. Kedelapan, aspek keturunan.


Peran Ayah Dalam Keluarga

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh ilmu kesehatan dan ilmu psikologi menyimpulkan bahwa ada korelasi antara hubungan ayah dan anak. Pertama, ayah yang terlibat dalam proses tumbuh kembang anaknya akan memiliki anak yang cenderung minim masalah dibandingkan dengan anak yang dalam proses tumbuh kembangnya tidak didampingi oleh sosok ayah. Kedua, anak yang didampingi oleh ayah dalam proses tumbuh kembangnya memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik dan memiliki sedikit masalah terkait perilaku. Ketiga, ayah yang terlibat langsung dalam membacakan buku cerita kepada anak akan memiliki kegiatan spesial dengna anaknya, tertarik dengan pendidikan anaknya, mengambil peran yang sama dengan ibu dalam mengasuh anak, serta akan memiliki anak yang lebih berprestasi di sekolah. Keempat, anak laki-laki yang memiliki keterlibatan ayah dalam proses tumbuh kembangnya akan cenderung dapat menyelesaikan masalah dengna lebih baik dan dengan kendali emosi yang cukup baik saat anak tersebut dewasa. Kelima, anak perempuan yang dalam proses tumbuh kembangnya didampingi oleh ayahnya akan memiliki kemandirian dan rasa percaya diri yang lebih baik ketika ia dewasa kelak. Ayah memiliki peran strategis dalam memberikan contoh karakter yang positif. Kasus-kasus kekerasan, korupsi, penyalahgunaan narkoba, dan LGBT sangat erat kaitannya dengan karakter yang lemah yang dimiliki seorang anak.   
Berikut ini beberapa karakter yang perlu dibentuk sejak kecil : pertama, keyakinan agama (aqidah) yang kuat. Kedua, kemandirian. Ketiga, kreatif dan inovatif. Keempat, kasih sayang. Kelima, pemimpin yang adil. Peran ayah sangat penting dalam membentuk dan mengukir seorang anak menjadi pribadi yang tangguh dan kuat.

Keluarga dan Kesehatan Mental

Dalam pernikahan, pasangan suami istri juga mengalami stres dalam menghadapi masalah, baik datang dari luar maupun dari dalam. Menurut Lestari, stres dalam sistem keluarga datang dari empat sumber : pertama, kontak salah satu anggota kelurga dengan kekuatan diluar keluarga. Kedua, kontak seluruh anggota keluarga dengan kekuatan diluar anggota keluarga. Ketiga, stres pada titik transaksi dalam keluarga. Keempat, stres yang timbul di sekitar problem anggota yang berkebutuhan khusus atau keabnormalan fisik. 
Kesehatan mental keluarga sangatlah penting karena ada tiga fungsi keluarga yang memiliki kaitan sangat erat dengan kesehatan mental. Pertama, fungsi agama. Kedua, fungsi psikologis. Ketiga, fungsi sosial. Kesehatan mental keluarga sangatlah penting, terutama bagi orang tua. Ayah atau ibu yang memiliki mental tidak sehat akan sangat mudah menularkan perilaku buruk kepada anak. 
Terdapat empat ciri keluarga yang memiliki kesehatan mental yang kurang: pertama, aspek perasaan. Kedua, aspek pikiran. Ketiga, aspek perilaku. Keempat, aspek kesehatan fisik. 
4 cara yang bisa dilakukan untuk menjaga dan memperkuat kesehatan mental keluarga : pertama, memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta menjalankan syariat agama. Kedua, pola hidup yang sehat dan seimbang. Ketiga, interaksi sosial. Keempat, terus belajar. Pada era ini kesehatan mental erat kaitannya dengan pengaruh internet.


Pengaruh Internet Dalam Pernikahan dan Keluarga

Ada 6 dampak positif dari penggunaan internet  terhadap keluarga : pertama, meningkatkan wawasan dan pengtahuan tentang berbagai persoalan sehingga ilmu pengetahuan dapat dengan mudah diperoleh dan dapat meningkatkan kapasitas seseorang, termasuk untuk belajar agama. Kedua, memberikan kemudahan dalam menyelesaikan urusan rumah tangga. Ketiga, membantu meningkatkan perekonomian keluarga tanpa harus bekerja di luar rumah. Keempat, sebagai sarana hiburan dan kreativits dalam mengisi waktu luang. Kelima, menjalin silaturahim dan interaksi dengan berbagai kalangan yang telah lama tidak bertemu. Keenam, mempermudah komunikasi antaranggota keluarga ketika sedang beraktivitas di luar rumah. 
Berikut ini 7 dampak negatif dari penggunaan internet : pertama, menyebabkan adiksi. Kedua, banyak anak yang melalaikan tugas sekolah atau belajar karena sibuk dengan gadget. Ketiga, konten pornografi akan lebih mudah diakses oleh anggota keluarga. Keempat, komunikasi dan interaksi antar keluarga menjadi berkurang. Kelima, menimbulkan rasa malas untuk berolahraga sehingga tubuh tidak fit dan rentan terserang penyakit. Keenam, menjadi sumber konflik dalam keluarga. Ketujuh, intimasi dalam keluarga menjadi berkurang. 
8 tips internet sehat dalam keluarga : pertama, buatlah peraturan yang tegas bagi anggota keluarga dalam penggunaan internet di rumah. Kedua, dalam bermain gadget atau games orang tua hendaklah memberikan batasan waktu terhadap anak, mendampingi anak. Ketiga, anak yang masih dibawah umur tidak diperkenanakan memegang gadget tanpa dan pendampingan dan pengawasan dari orang tua. Keempat, dalam penggunaan media sosial anggota kelarga harus bisa menjaga sikap, tidak pamer, tidak berbohong, dan harus bernuansa edukasi. Kelima, buat dan terapkanlah beberapa peraturan dalam penggunaan gadget. Keenam, orang tua harus memberi contoh baik dalam penggunaan gadget. Ketujuh, mengedukasi anggota keluarga tentang dampak negatif gadget dalam kehidupan keluarga. Kedelapan, jangan memperbolehkan anak bermain di dalam kamar sendirian sehingga bisa menyebabkan ia membuka konten yang bersifat negatif.

Selingkuh Pada Era Digital

Perselingkuhan terjadi karena beberapa faktor : pertama, gangguan dari pihak ketiga. Kedua, kepuasan dalam pernikahan yang rendah, baik dalam hal terpenuhi kebutuhan psikologis maupun kebutuhan seksual. Ketiga, persoalan ekonomi. Keempat, komunikasi yang terbatas, terutama bagi pasangan yang berpisah dan tinggal berjauhan. Kelima, kemudahan sarana. Keenam, pengaruh pornografi.   
5 tanda kemungkinan telah terjadi perselingkuhan pada diri pasangan Anda: pertama, tiba-tiba pasangan Anda berpenampilan menarik untuk mendapatkan perhatian lawan jenis. Kedua, lebih sensiitf dan menghindar. Ketiga, komunikasi terbatas dan menjadi pribadi yang tertutup. Keempat, hubungan seksual terasa hampa. Kelima, selalu menyimpan ponselnya.

Perceraian Dalam Perspektif Psikologis

Ada 6 faktor perceraian : pertama, soal perselingkuhan. Kedua, persoalan ekonomi. Ketiga, persoalan kesehatan mental dan gangguan psikologis. Keempat, persoalan konflik keluarga. Kelima, persoalan pasangan yang mendekam di penjara. Keenam, suami menikah lagi. Perceraian akan berdampak buruk terhadap anak jika orang tua melibatkan anak dalam konflik mereka.


Memperkuat Ketahanan Keluarga

Ketahanan keluarga adalah kondisi dinamis suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan fisik material dan psikis mental spiritual untuk hidup mandiri, serta mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis serta meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. 
Menurut UNDP ada 3 jenis ancaman atau kerapuhan : pertama, kerapuhan aspek ekonomi. Kedua, kerapuhan aspek lingkungan. Ketiga, kerapuhan aspek sosial. 
Menurut  Martinez ada 6 hal yang disebut ketahanan keluarga : pertama, kuat dalam aspek kesehatan. Kedua, kuat dalam aspek ekonomi. Ketiga, kuat dalam kehidupan keluarga yang sehat. Keempat, kuat dalam aspek pendidikan. Kelima, kuat dalam aspek kehidupan masyarakat. Keenam, kuat dalam menyikapi perbedaan budaya di masyarakat. 
Indikator ketahanan keluarga ada 6 : pertama, ketahanan spiritual. Kedua, ketahanan fisik, yaitu kemampuan keluarga dalam menjaga kesehatan fisik. Ketiga, ketahanan psikologis keluarga, yakni kemampuan anggota keluarga untuk mengelola kesehatan mentalnya. Keempat, ketahanan ekonomi. Kelima, ketahanan sosial. Keenam, ketahanan komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Anak Palestina

sumber:google.com Mencekam, itulah kata pertama yang terlintas jika mendengar kata Gaza, Palestina. Tak terbayangkan bagaimana warga ...